KOTA BEKASI – Dukungan kepada pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi nomor urut 01, Heri Koswara dan Sholihin, terus mengalir. Kali ini, ibu-ibu pengajian se-Kota Bekasi berkumpul di Griya Wulan Sari untuk mendeklarasikan dukungan mereka, Selasa (19/11/2024). Heri Koswara memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menegaskan komitmennya terhadap peran perempuan dalam pembangunan Kota Bekasi.
Dalam pidatonya, Heri Koswara mengapresiasi masukan dari para peserta terkait penguatan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai pondasi karakter anak. “Perempuan harus diberikan ruang lebih besar dalam pembangunan. Salah satu masukan luar biasa yang saya terima hari ini adalah pentingnya menambahkan 1 tahun PAUD sebelum SD sebagai masa emas untuk membentuk karakter anak. Ini ide yang sangat bagus dan akan kami kaji lebih dalam dengan para ahli,” ujarnya.
Heri juga menyoroti pentingnya pendidikan berbasis partisipasi masyarakat. Ia berkomitmen untuk membangun kebijakan yang inklusif, termasuk mendukung infrastruktur pendidikan seperti pendirian universitas negeri di Kota Bekasi. “Sebagai kota penyangga Jakarta, Bekasi sangat layak memiliki universitas negeri. Ini salah satu prioritas kami untuk menciptakan akses pendidikan yang lebih luas,” tegasnya.
Hadir pula dalam acara tersebut Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Neti Prasetiyani, yang memberikan dukungannya kepada Heri Koswara. Neti menekankan pentingnya peran perempuan dalam menentukan masa depan demokrasi. “Kaum perempuan adalah setengah dari jumlah penduduk. Dengan kesadaran politik yang tinggi, mereka bisa memastikan demokrasi yang lebih inklusif dan berkualitas. Saya yakin Bang Heri adalah pilihan tepat karena keberpihakan beliau pada pendidikan, perempuan, dan pembangunan berbasis lingkungan,” ungkap Neti.
Neti juga menggarisbawahi pengalaman Heri Koswara sebagai anggota DPRD Kota Bekasi dan DPRD Provinsi Jawa Barat. “Beliau punya rekam jejak yang mumpuni. Saya yakin kebijakan yang dibuat nanti akan partisipatif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari RT, RW, hingga kader pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, perhatian khusus juga diberikan kepada sektor pendidikan dan pengasuhan, terutama bagi perempuan yang aktif di posyandu, PKK, dan guru PAUD. “Kaum perempuan telah banyak berkontribusi di masyarakat. Mereka membutuhkan dukungan penuh untuk terus berperan, terutama dalam pendidikan dan pengasuhan, karena lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa paling krusial,” pungkas Neti. (Aka)